Monday, February 15, 2010

Semua Pasti Ada Alasannya

Hai netter semua, terima kasih untuk yang sudah berkenan membaca artikel ini. Semoga bermanfaat .

================================================================

Semua dimulai dari impianku. Aku
ingin menjadi astronot. Aku ingin
terbang ke luar angkasa. Tetapi
aku tidak memiliki sesuatu yang tepat.
Aku tidak memiliki gelar. Dan aku
bukan seorang pilot. Namun, sesuatu
pun terjadilah.

Gedung Putih mengumumkan mencari
warga biasa untuk ikut dalam

penerbangan 51-L pesawat ulang-alik
Challanger. Dan warga itu adalah
seorang guru.
Aku warga biasa, dan aku seorang guru.
Hari itu juga aku mengirimkan surat
lamaran ke Washington. Setiap hari
aku berlari ke kotak pos. Akhirnya
datanglah amplop resmi berlogo
NASA. Doaku terkabulkan. Aku lolos
penyisihan pertama. Ini benar-benar
terjadi padaku.

Selama beberapa minggu berikutnya,
perwujudan impianku semakin dekat saat
NASA mengadakan test fisik dan
mental. Begitu test selesai, aku
menunggu
dan berdoa lagi. Aku tahu aku semakin
dekat pada impianku. Beberapa waktu
kemudian, aku menerima panggilan
untuk mengikuti program latihan astronot
khusus di Kennedy Space Center.

Dari 43.000 pelamar, kemudian
10.000 orang, dan kini aku menjadi
bagian
dari 1 00 orang yang berkumpul untuk
penilaian akhir. Ada simulator, uji
klaustrofobi, latihan ketangkasan,
percobaan mabuk udara. Siapakah di
antara kami yang bisa melewati ujian
akhir ini ?.

Tuhan, biarlah diriku yang
terpilih, begitu aku berdoa. Lalu
tibalah
berita yang menghancurkan itu.
NASA memilih Christina McAufliffe. Aku
kalah. Impian hidupku hancur. Aku
mengalami depresi. Rasa percaya diriku
lenyap, dan amarah menggantikan
kebahagiaanku.
Aku mempertanyakan semuanya. Kenapa
Tuhan?. Kenapa bukan aku?.
Bagian diriku yang mana yang kurang?.
Mengapa aku diperlakukan kejam?.
Aku berpaling pada ayahku.
Katanya,"Semua terjadi karena suatu
alasan."

Selasa, 28 Januari 1986, aku
berkumpul bersama teman-teman untuk
melihat
peluncuran Challanger. Saat pesawat
itu melewati menara landasan pacu, aku
menantang impianku untuk terakhir
kali. Tuhan, aku bersedia melakukan
apa
saja agar berada di dalam pesawat
itu. Kenapa bukan aku?. Tujuh puluh
tiga detik kemudian, Tuhan menjawab
semua pertanyaanku dan menghapus semua
keraguanku saat Challanger meledak, dan
menewaskan semua penumpang.

Aku teringat kata-kata
ayahku,"Semua terjadi karena suatu
alasan." Aku
tidak terpilih dalam penerbangan itu,
walaupun aku sangat menginginkannya
karena Tuhan memiliki alasan lain
untuk kehadiranku di bumi ini. Aku
memiliki misi lain dalam hidup. Aku
tidak kalah; aku seorang pemenang.

Aku menang karena aku telah kalah.
Aku, Frank Slazak, masih hidup untuk
bersyukur pada Tuhan karena tidak semua
doaku dikabulkan.

Tuhan mengabulkan doa kita dengan 3
cara :
1. Apabila Tuhan mengatakan YA
Maka kita akan mendapatkan apa
yang kita minta

2. Apabila Tuhan mengatakan TIDAK
Maka kita akan mendapatkan yang
lebih baik

3. Apabila Tuhan mengatakan TUNGGU
Maka kita akan mendapatkan yang
TERBAIK sesuai dengan kehendak NYA

--Frank Slazak—

================================

 

No comments: